Simple Plan: Perkawinan Aliran Punk dan Tekno  

Posted by: rika.tralala in


Simple Plan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menggarap album ketiganya. Hasilnya memang tak membuang waktu sia-sia. Banyak kritikus yang memuji album tersebut. Mereka menilai Simple Plan berhasil memanjakan penggemarnya dengan aliran tekno.

ADA nuansa baru di album TbaRu milik Simple Plan. Jika selama ini, aliran musik Simple Plan identik dengan gaya pop pUnk maka di album ketiga ini, Simple Plan mengawinkan aliran musik pop punk dengan genre teKno uiii.

Dengan langkah tersebut mereka pun bisa memperoleh pasar baru, sekaligus mempertahankan penggemar fanatik mereka. Bagi para penggemar Simple Plan, yang setia pada musik pop-punk, lagu-lagu di album ketiga awalnya mungkin terdengar asing. Namun, ketika disimak dan didengar berulang-ulang, maka terbetik kecerdasan dari personel Simple Plan untuk menggabungkan antara aliran tekno dengan pop rock.

Makanya sangat wajar untuk album baru ini, mereka membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan selang waktu peluncuran album pertama dan kedua. Dengan suguhan musik yang istimewa kali ini, mereka mengusung judul album Self Titled. Ini judul yang memang tak lazim. Biasanya, self titled digunakan oleh grup musik atau penyanyi pada peluncuran album perdana.

Album yang berisikan sebelas lagu ini, mengusung single andalan yang bertempo tidak terlalu cepat dengan judul When I’m Gone. Lagu andalan kali ini tidak terlalu berbeda dengan andalan di album sebelumnya yang mengusung tempo yang lebih ringan. Simple Plan tentu menyesuaikan pemilihan lagu andalan ini dengan selera pasar yang sedang tren sekarang. Tapi bukan berarti ciri khas band yang berasal dari Kanada ini langsung lenyap.

Jika Anda mendengarkan dengan lebih seksama, ciri khas musikalisasi mereka terdengar sangat khas. Gebukan drum Chuck Comeau cukup garang untuk menghidupkan lagu. Ada pula permainan gitar lengkap dengan distorsi bunyi milik Jeff Stinco.

Personel Simple Plan yang ikut menggarap album ketiga ini sama seperti di album-album sebelumnya. Vokalisnya masih tetap Pierre Bouvier. Jeff Stinco masih tetap bermain gitar, Chuck Comeau sebagai penabuh drum, Sebastien Lefebvre di posisi gitar dan backing vocal. Sedangkan David Desrosiers masih membetot senar bas.

Setelah pendengar menikmati lagu andalan bernuansa tempo yang ringan, di nomor kedua mereka langsung menunjukkan ciri khas yang sebenarnya. Take My Hand sebagai lagu kedua, bertempo cepat layaknya band punk. Sehingga seolah Simple Plan mengajak pendengarnya untuk langsung berdiri dan berjingkrak-jingkrak.

Lagu kedua ini sangat cocok sebagai awalan dalam konser live, karena ia bakal bisa menghidupkan suasana. Bayangkan saja, saat Simple Plan masuk panggung dan langsung menghajar penonton dengan Take My Hand, maka di depan panggung sudah pasti penuh dengan penonton yang berloncat-loncatan sembari mengacungkan tangan mereka.

Pierre Bouvier dan Sebastien Lefebvre bersama-sama mengisi vokal untuk lagu ketiga dan keempat, yang masing-masing berjudul The End dan Your Love Is a Lie. Mereka saling bersahut-sahutan membentuk komposisi yang cukup menarik dan bisa menarik perhatian. Sedangkan komposisi lagu Time To Say Goodbye hampir mirip dengan lagu-lagu milik blink 182. Tempo yang cepat berpadu dengan teriakan si vokalis, dengan iringan gebukan drum yang monoton. Saat-saat yang paling menarik terdengar di akhir lagu, di saat vokal Pierre Bouvier hanya berteman dengan denting gitar akustik.

Sedangkan lagu I can Wait Forever, meskipun tidak terlalu nge-beat, namun cukup membuat kaki bergoyang. Dan untuk lagu Holding On, jika kita cermati , lamat-lamat intronya agak mirip dengan lagu milik U2 yang berjudul I Still Haven’t Found What I’m Looking For. Tetapi saat memasuki lirik, kesan tersebut langsung hilang karena mereka kembali mengusung irama punk yang keras.

Teknik permainan gitar Jeff Stinco dan Sebastien Lefebvre yang cukup cantik muncul secara menonjol pada lagu No Love. Kerjasama Stinco dan Lefebvre menghasilkan komposisi suara gitar yang saling mengisi. Secara keseluruhan, Simple Plan masih tetap mengandalkan lirik-lirik lagu yang bertemakan cinta dalam album ketiga. Meskipun ada beberapa lagu yang memperjelas komitmen mereka untuk bertahan dalam aliran pop punk. Seperti untuk lagu Your Love Is a Lie dan No Love. Lirik kedua lagu tersebut menggambarkan tentang seseorang yang putus asa, dan tengah menyesali nasibnya. Ya, ini tema yang paling kerap menjadi favorit band punk modern.

Simple Plan pertama kali berdiri pada 1999 di sebuah sekolah di Montreal, Kanada. Semula, motor grup ini adalah Pierre Bouvier (vokal) dan beranggotakan Jeff Stinco (gitar), David Desrosiers (bas), Sebastien Lefebvre (gitar), and Chuck Comeau (drum). Dan mereka baru merilis album perdana pada 2002, yang berjudul No Pads, No Helmets…Just Balls. Di tahun yang sama meluncur pula album Live in Japan 2002. Dua tahun kemudian, mereka meluncurkan album kedua yang berjudul Still Not Getting Any. Tiga tahun kemudian, Simple Plan meluncurkan album live yang berjudul MTV Hard Rock Live 2005.


Read More…

This entry was posted on 05.15 and is filed under . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Langganan: Posting Komentar (Atom) .

0 komentar

Posting Komentar